“SAJAK LUKA HATI”
ENDANG TITI PURWANI
LELAHKU
sendiriku menggapai mimpi
merenda esok yang kian menepi
gemuruh suara hati menyeretku
ke dalam lorong gelap tak beretepi
berkali aku teriak di sana
menanti jawab Mu
namun gema kepedihankulah yang hinggap di ujung telinga
haruskah lelah ini aku sudahi?
sanggupkah ku tatap mentariku esok hari?
tidakkah ia akan redup bersama lelah yang tak kuasa lagi ku elakkan.
SENDIRI ITU INDAH
kala diri terjebak dalam harap
rantai-rantaipun laksana sutra bergelayut
indah bak pelangi bertabur seribu bidadari
taksadar bila mata-mata memandang penuh iba
tak peduli ketika air mata suci menetes untuk kesekian kali
bukannya aku tak mau sadar
bukan pula aku tak mau peduli
aku hanya ingin indah dalah hidupku
denganmu aku tak indah, dengan dia aku tak indah, dengan merekapun aku tak indah
biar kunikmati indah itu sendiri
NASIB SI GILA
si gila adalah sosok penanti
penanti sejati
dengan segala kediaman bila ia telah lelah
dan berontak dengan seribu bahasa bila sadar menyapanya
tak usah risaukan dia
dunia telah meninggalkan jiwanya
kini dia menanti diantara dua kemungkinan
harapanpun tak lebih dari dua
duni akan kembali padanya
atau jiwa itu akan ikut meninggalkannya
tak ada yang tahu
tak mau tahu…
ANAKKU….
menatapmu
dalam kesunyian malam
membuatku semakin menghiba
akankan hidupmu esok kan kau renda dengan bahagia
sedang kini
tanganku begitu kaku
tak bisa berbuat lebih untukmu
mulutku begitu bisu
tak bisa bercerita yang indah-indah sekedar pelipur lara
Tuhan, pantaskah aku di sisihnya
aku adalah sosok yang telah gagal
dalam hidup dan kehidupan
aku adalah sosok yang rapuh dan tak berdaya
aku adalah sosok yang ditinggalkan
oleh masa, cinta dan harapan
aku adalah sosok yang tak perlu ada
untuk kamu, dia, atau mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar